Minggu, 28 April 2013

Kerja ke Luar Negeri, Siapa Takut!


Indonesia bisa dibilang sebagai negara dengan jumlah penduduk yang relatif banyak bekerja di luar negeri, mayoritas bekerja di sektor informal. Hal tersebut selain menguntungkan pemerintah melalui pendapatan devisa negara juga dapat membantu perekonomian keluarga TKI tersebut, karena gaji yang mereka dapat di luar negeri jauh lebih tinggi daripada di negeri sendiri. Banyak cerita sukses dari para TKI yang bekerja di luar negeri namun banyak juga cerita duka yang seakan membuat kita miris dari para TKI tersebut. Penderitaan TKI kita di luar negeri begitu marak terjadi mulai dari gaji yang tidak di bayar, pemerkosaan, hingga penyiksaan yang berakibat pada kematian TKI kita. Mayoritas penyiksaan TKI tersebut terjadi di Timur Tengah dan Malaysia, negara yang kita anggap sebagai bangsa serumpun. Semua hal itu membuat masyarakat kita berpandangan buruk akan berkerja di luar negeri.
            Benarkah semenyeramkan itu bekerja di luar negeri? Bagaiman dengan negara-negara yang bukan tujuan utama para TKI seperti korea. Untuk itulah pada hari minggu(10/03) bertempat di Balai Latihan Kerja Industri(BLKI) Singosari, penulis mengikuti seminar “Peluang Bekerja di Korea”. Seminar yang bekerja sama dengan Hana Education tersebut bertujuan untuk lebih mengenalkan Korea sebagai negara yang aman bagi pekerja asing. Peserta yang mengikuti seminar kurang lebih sekitar 50 orang, mayoritas adalah mereka yang masih belum bekerja walaupun ada diantara mereka yang sudah bekerja namun tertarik akan kerja di Korea. Sengguruh Nilowardono, sebagai pemateri utama dalam seminar tersebut mengemukakan kenapa bekerja di Korea begitu menggiurkan dan dijamin keamanannya bagi para pekerja asing. Program kerja di Korea merupakan kerjasama G to G antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Korea sehingga dijamin seluruhnya kerena merupakan program yang legal. Oleh karena itu, untuk bisa bekerja di Korea para calon TKI tidak bisa menggunakan jasa PJTKI(Perusaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) yang selama ini umum digunakan sebagai penyalur TKI ke Luar negeri. Untuk Korea hal tersebut tidak mungkin bisa dilakukan PJTKI karena program ini langsung ditangani oleh pemerintah. Bidang yang paling banyak dibutuhkan di Korea adalah sebagai operator industri dengan penghasilan mencapai 15 juta rupih perbulan, selain itu pekerja juga mendapat asuransi kesehatan, tempat tinggal, dan hak untuk cuti.
            Syarat untuk bisa bekerja di Korea adalah pria atau wanita, berumur antara 18th-39th, berijasah minimal SMP dan yang paling utama adalah lulus seleksi tes Bahasa Korea. Syarat terakhir adalah mutlak hukumnya, karena hal tersebutlah yang menentukan apakah calon TKI tersebut bisa diberangkatkan ke Korea atau tidak. Seleksi tes Bahasa Korea diadakan setiap tahun oleh pemerintah pusat yang bertempat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya. Setelah dinyakan lulus dalam tes seleksi bahasa korea calon TKI harus menyertakan berberapa persyaratan administrasi seperti tes kesehatan, paspor, SKCK dan lain sebagainya. Biaya pemberangkatan ke Korea ditanggung sendiri oleh calon TKI, namun tidak perlu khawatir bagi mereka yang tidak punya biaya karena pemerintah bekerjasama dengan Bank BRI mengucurkan program KUR(Kredit Usaha Rakya) TKI untuk biaya pemberangkatan TKI ke korea dengan bunga yang cukup rendah. Dengan berbagai jaminan keamanan, fasilitas, dan gaji yang menggiurkan tidak ada salahnya untuk bekerja di Korea, negara yang banyak dikenal oleh remaja dangan music K-Pop, namun juka merupakan negara yang menjamin keselamatan para pekerja asing.

sumber : harian surya edisi 20 maret 2013

1 komentar :

Unknown mengatakan...

..=>MBAH DIMAS jaya<=...
NOMOR TELPON : 082 277 277 370
[=>>KLIK DISINI FORUM ANGKA RITUAL MBAH DIMAS jaya<<=]

**** BELIAU JUGA BISA MEMBERIKAN SOLUSI LAIN SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN
2.JUAL TUYUL
3.JUAL KERIS
4.BATU PERMATA
5.DLL
SALAM KENAL SEMUA,...

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha , Edited by Herman